Wibu mana yang tak mengenal anime Suzume, yang merupakan film anime yang dibuat oleh produser Makoto Shinkai yang sedang booming akhir-akhir ini karena digadang-gadang mempunyai cerita yang menarik semenjak Kimi no Nawa menjadi suksesor dari film anime besutan Makoto Shinkai.
Disini penulis akan menjabarkan sedikit review soal segala aspek film anime ini, meliputi Visual, Jalan Cerita dan Plot, serta music. Mungkin kita akan mulai dari Visual dulu.
Visual
Secara visual memang anime dari Makoto Shinkai tidak pernah mengecewakan, itu karena di garap oleh orang-orang dari studio Comix Wave. Terlebih di anime ini kita disuguhkan berulang-ulang kali pemandangan langit Jepang yang indah. Visual effect yang jelas menggabarkan detil seperti apa impact yang dirasakan dari adegan tersebut. Bisa dibilang, ini merupakan pembenahan dari pada film-film Shinkai sebelumnnya. Animasi detil mekanik, kemudian benda-benda bergerak lainnya digambarkan dan di animasikan secara alamiah mengikuti pola potensi alam.
-
Cerita
Untuk cerita memang mengundang pertanyaan karena genre dari anime ini adalah Adventure, Romance, dan Supranatural. Cerita supranatural di film ini bisa saya bilang kental sekali, namun ada materi pendukung yang tidak di jelaskan secara mendetil jadi hal ini mengundang banyak pertanyaan dari penonton, kemungkinan Makoto Shinkai ingin mempertebal cerita dari aspek prespektif masing-masing penontonnya secara dangkal. Hal ini membuat penotnonnya tidak begitu mempedulikan terlalu dalam hingga membuat sakit kepala materi-materi pendukung cerita tersebut. Contohnya: "Cacing Besar Alaska"! -
Music
Sayangnya untuk segi suara kualitas Audio kurang memadahi, film Suzume yang saya tonton di bioskop terkemuka di Indonesia malah menyajikan format film ini dengan audio channel 2.1 saja, jadi saya tidak bisa berpekulasi banyak soal detil sound effect film ini. Untuk music jelas menggambarkan masa depan yang buram membuat harapan penontonnya untuk mendapatkan ending cerita yang baik, bukan buruk.
Konklusi
Suzume merupakan film yang terinspirasi dari kejadian Tsunami pada 4 Maret 2011 silam, menggambarkan seseorang menunggu sesuatu yang tidak pernah kembali saat paginya mengucapkan "Itekimasu!" kemudian gempa terjadi pada pukul 14:46 disusul oleh sapuan Tsunami, namun inti dari cerita ini adalah after match setelah kejadian tersebut. Menurut saya jalan cerita atau plot dari film anime ini sangat ingin mengingatkan kita agar tidak lupa untuk bersyukur karena banyak hal atau rencana yang tidak kita ketahui, hanya saja cara penyampaian dengan materi pendukungnya yang kurang masuk akal di pikiran saya dan penjabarannya yang kurang lugas dan terinci membuat sedikit rancu.
Dari pada Kimi no Nawa rasanya film ini jauh lebih rendah nilainya dari segi cerita, namun dapat ditutupi oleh perbaikan visualnya yang memukau. Saya beri rate 8.6 dari 10 untuk film ini.
Cacing Besar Alaska! |